Di sebuah hutan, hiduplah seekor trenggiling dan seekor landak. Mereka adalah sahabat sejati dan selalu beraktifitas bersama-sama. Mereka tinggal saling berdekatan dan sering berbagi kebahagiaan bersama. Di dekat rumah mereka, ada seekor burung pipit. Menariknya burung pipit itu membuat sarang di atas pohon. Setiap hari burung pipit mengamati trenggiling dan landak dari ketinggian. Kadang-kadang muncul keinginan darinya untuk bisa sekedar berbicara akrab bersama trenggiling dan landak.
Sebenarnya burung pipit cemburu kepada mereka berdua. Dia iri dengan persahabatan mereka. Di samping itu, banyak hewan lain yang tidak mau berteman dengan burung pipit. Sehingga mulailah burung pipit berfikir bagaimana caranya untuk merusak persahabatan mereka berdua.
Pada suatu pagi, burung pipit menunggu hingga trenggiling meninggalkan makanannya sebelum dia melancarkan rencana aksinya. Ketika dia sangat yakin bahwa trenggiling sudah jauh pergi, dia kemudian mendekati landak. Saat itu landak sedang sibuk membuka kacang untuk sarapannya. "Hai Landak, Kamu sedang apa?", tanya burung pipit seraya bersikap seolah akrab. "Oh saya bahkan tidak tahu kamu sudah ada disitu, iya ini saya sedang menyiapkan sarapan, ayo gabung sini sarapan bersama", jawab landak.
"Terima kasih landak, baru saja aku melihat dan bertemu trenggiling. Dia mengatakan akan membuat persiapan-persiapan", kata burung pipit sambil berdrama. "Persiapan? persiapan apa?", tanya landak. "Dia mengatakan bahwa dia lebih kuat daripada kamu", burung pipit menjawab. Seketika itu burung pipit langsung terbang meninggalkan landak.
Landak hanya dapat melihat burung pipit terbang dan merasa sangat marah. Bagaimana bisa temannya, trenggiling membanding-bandingkan kehebatannya. Aku akan menunggu trenggiling pulang dan akan kutunjukkan kepadanya siapa sebenarnya yang lebih kuat.
Tidak lama setelah itu, burung pipit pergi mencari trenggiling. Dia berhasil menemukan trenggiling di pohon dekat sungai. Trenggiling sedang sibuk mengambil semut sebagai makanannya. Burung pipit kemudian hinggap di pohon dekat trenggiling berada. "Hai trenggiling, apa kabar?", sapa burung pipit. "Saya baik-baik saja, apakah kamu juga sedang mencari makanan?", jawab trenggiling. "Ya, baru saja aku bertemu dengan temanmu landak", kata burung Pipit. Selanjutnya dia mengatakan kalimat yang sama kepada trenggiling seperti terhadap landak tadi yaitu bahwa landak merasa lebih kuat dari trenggiling.
Sepanjang perjalanan pulang trenggiling mencoba menahan emosinya terhadap sahabatnya si landak. Bagaimana bisa landak berkata seperti itu? dia sungguh tidak menghargaiku sebagai teman dengan kesombongannya. Tiba-tiba sebuah pertengkaran hebat terjadi antara landak dan trenggiling. Mereka saling menyerang dan menggigit satu sama lain. Bahkan mereka tidak mau mengalah satu sama lain. Burung pipit menyaksikan pertengkaran itu dari sarangnya sambil tersenyum-senyum bahagia karena rencananya mengadu domba telah berhasil.
Suara aungan landak dan trenggiling ternyata terdengar oleh kelinci yang sedang berada di sekitar itu. Kelinci tahu betul bahwa sebenarnya landak dan trenggiling adalah sahabat sejati. Kemudian dia berusaha untuk melerai dan menanyakan alasan kenapa mereka berdua bertengkar. "Kenapa kalian berdua saling bertengkar? ada apa ini? bukankah kalian itu sahabat sejati", kata kelinci. "Dia yang mulai", kata trenggiling. Landak kemudian menjawab, "dia". Mereka berdua saling menuding satu sama lain. Kelinci kemudian menengahi dengan berkata "begini saja, masing-masing kalian silakan ceritakan kejadian sebenarnya", pinta kelinci. Ternyata baik landak maupun trenggiling memiliki jawaban yang serupa yaitu mereka mendapat hasutan yang buruk dari burung pipit. Kelinci kemudian menyarankan mereka untuk mengecek kebanarannya kepada burung pipit langsung. Singkat cerita landak dan trenggiling kemudian berbaikan dan saling meminta maaf satu sama lain. Mereka yakin bahwa sahabat sejati tidak akan mudah diadu domba oleh siapapun.
Moral: Kecemburuan tidak pernah bisa memisahkan persahabatan