Wednesday, September 30, 2020

Anak Belalang dan Anak Katak

Pada suatu hari ada seekor anak belalang menetas. Dengan dua pasang kaki yang panjang, Ia melompat kesana kemari. Saking asyiknya melompat, anak belalang sampai di tepi genangan air. Dia melihat ada seekor hewan kecil sedang berenang di dalam genangan tersebut. Karena penasaran, anak belalang kemudian mencari tempat yang lebih nyaman dengan berdiri pada ujung daun. Tiba-tiba daun melengkung dan anak belalang terjatuh dalam genangan tersebut. "Tolong, tolong, tolong", jerit anak belalang. 

Anak belalang tidak pintar berenang. Tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang mendorongnya ke darat. Anak belalang melihat seekor ikan kecil berwarna abu-abu yang membantu mendorongnya. Akhirnya anak belalang itu selamat. Namun anak belalang tidak sempat mengucapkan terima kasih kepada ikan kecil itu. Hal disebabkan karena ikan kecil itu langsung kembali ke air begitu selesai membantu.

Setelah kejadian itu anak belalang tidak diperbolehkan orang tuanya untuk bermain di genangan air lagi. Jadi anak belalang tidak dapat mencari sang penolong ikan kecil itu. Padahal anak belalang ingin sekali membalas jasa kebakaikan ikan kecil yang telah menyelamatkannya. Waktu berlalu dan anak belalang telah menjadi belalang dewasa. Dia kembali ke genangan air untuk mencari ikan kecil untuk berterima kasih kepadanya.

Di dekat genangan air itu, tiba-tiba belalang dewasa itu bertemu dengan seekor katak. Dia terkejut ketika katak itu bercerita kisah tentang anak belalang yang malang dan hampir tenggelam. Akhirnya belalang sadar dan yakin bahwa dialah ikan kecil yang telah membantunya dahulu. Belalang segera mengucapkan terima kasih dan sejak itu mereka menjadi teman baik.

Moral: Kebaikan seseorang itu akan selalu dikenang  

Saturday, September 12, 2020

Tas Biru dan Tas Merah

Pada suatu hari ada seorang anak perempuan bernama Aina. Dia mempunyai tas sekolah berwarna biru. Tetapi saat ini tas miliknya sudah berdebu dan sedikit pudar warnanya. Tiba-tiba Aina masuk ke dalam kamarnya sambil membawa tas plastik besar. Aina mengeluarkan isi tas plastik. Rupanya di dalam tas plastik tersebut terdapat sebuah tas merah yang cantik. Sekarang kamu akan sekolah setiap hari bersama saya, kata Aina kepada tas sekolah barunya dengan gembira.



Tas biru merasa sedih setelah mendengar kata-kata yang diucapkan Aina. Sepertinya dia sudah melupakan saya, keluh si tas biru. Kenapa kamu sedih? tanya tas merah kepada tas biru. Kemudian tas biru menjawab, saya bersedih karena Aina sudah melupakanku. Dulu kami selalu pergi ke sekolah bersama-sama, namun sekarang dia sudah tidak memerlukan saya lagi, tambahnya lagi. Tas merah merasa simpati mendengar keluhan tas biru. Aina masih suka kamu kok, kata tas merah. Tas biru menggeleng-geleng tanda tak percaya hingga berterbangan debu yang melekat padanya. Betul saya tadi mendengar sendiri dari Aina, kata tas merah seraya mencoba meyakinkan temannya itu. 

Saya mendengar Aina mau menggunakan kamu untuk ke kelas tambahan, kata tas merah lagi. Kamu pasti tahu bahwa Aina tidak suka mubadzir, kata tas merah. Kemudian tas biru menjawab, iya saya juga tahu memang Aina tidak akan melakukan mubadzir sebab itu kawannya syaithan. Jadi tahun depan saya masih sekolah bersama Aina? tanya tas biru sambil tersenyum. Tas merah juga tersenyum lantas mengiyakan kata-kata tas biru. 

Moral: Tidak boleh berprasangka buruk dan mubadzir