Tuesday, December 15, 2020

Si Kelinci yang Kecil

Dikisahkan  ada seekor kelinci yang kecil tinggal di tebing sungai. Suatu hari, dia meloncat - dengan gembira  di tengah tumbuh-tumbuhan. Sewaktu dia bermain pohon lalang yang tajam telah membuat bibir kelinci luka. Dengan marah si kelinci itu berlari ke api untuk minta tolong. 


"Api api tolong bakar ilalang itu?" Ujar kelinci mengadu kepada Api.

"Kenapa ?" Kata Api

" Ilalang sudah membuat bibirku luka" Kata Kelinci

"Terus siapa yang patut dipersalahkan?" Ujar Api.

Kemudian si kelinci berlari kepada Air.

" Air air tolong bakar ilalang itu?" Ujar kelinci mengadu kepada Air

"Kenapa ?" Kata Air

" Api tidak mau membakar ilalang yang sudah melukai bibirku" Kata Kelinci

"Terus siapa yang patut dipersalahkan?" Ujar Air.


Begitu seterusnya, hingga kelinci mengadukan ke pemburu dan tikus dengan alasan yang sama. Pada akhirnya tikuslah yang mau mendengarkan aduan kelinci dan mengabulkan keinginannya untuk menggerigiti senapan pemburu agar rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Akan tetapi pemburu mengetahui ulah tikus dan langsung berusaha menembaknya. Tikus lari menuju Ilalang dan menyambar api. Sehingga ilalang terbakar api hingga langsung mengenai  ekor dan telinga kelinci yang sedang berdiri tidak jauh dari ilalang.  

Moral: Jangan menyalahkan orang lain atas kesalalahan sendiri. 

Wednesday, December 2, 2020

Siapa yang menghidupkan ikan di kolam?

Di suatu sore yang cerah, sinar matahari memantul pada suatu permukaan kolam. Cahayanya berkilauan menyilaukan mata namun hal itu tidak menghalangi seorang anak kecil bernama Sidqi yang sedang asyik di tepi kolam.


Meskipun pandangannya terganggu, dia melemparkan makanan ke dalam kolam tersebut. Wajahnya kelihatan ceria sekali. Dia tersenyum bahagia dan kegirangan karena melihat pemandangan yang indah di kolam. Ternyata ikan koi yang berada di kolam jernih itu sedang berebut makanan yang diberikan oleh Sodqi. Yeaaaa...asyiknya ikan-ikan itu lahap sekali.

"Mari Sidqi kita makan dulu", kata Ibu Sidqi. Namun sepertinya Sidqi tidak selera untuk makan malah dia mengalihkan pembicaraan dengan berkata "Ibu-Ibu lihat ikan di kolam ini, ikan ini sungguh lapar kan Bu", kata Sidqi. "Ayo Sidqi segera makan sebelum guru les kamu datang", ajak Ibu.

Namun Sidqi seolah tak bergeming Dan tiba-tiba terdengar suara bel rumah. Ternyata guru les Sidqi sudah datang. "Assalamu'alaikum Sidqi", sapa Pak Toha. "Wa'alaikumsalam", jawab Sidqi sambil menarik tangannya Pak Toha untuk menunjukkan ikan-ikan koi di kolamnya. Ibu Siti mengeluh kepada Pak guru karena dari tadi Sidqi main saja di kolam dan belum mau makan.

"Keren kan Pak Guru, ikan nya sungguh lahab ketika makan", kata Sidqi. "Kamu juga harus begitu makannya lahab", kata Pak Toha. "Dulu ikan ini masih kecil-kecil Pak Guru sekarang sudah bertambah besar", tambah Sidqi. Pak Toha kemudian bertanya, "kenapa ikan itu cepat besar?. "Bukankah ikan itu lama-lama jadi besar", jawab Sidqi. "Iya lama-lama besar, tapi ingat sesuatu hidup itu karena ada yang membesarkan nya, coba tebak siapa?" kata Pak Guru. 

Kemudian Sidqi menjawab, "Allah Subhanahu wa ta'ala". Kemudian Pak guru menerangkan bahwa segala sesuatu merupakan ciptaan Allah SWT. Allah lah yang menciptakan sekaligus memeliharanya. Allah juga mengurus makhluqNya tanpa kenal lelah. Sebagai orang beriman kita harus yakin bahwa Allah SWT Maha Pencipta alam semesta dan seisinya.

Sidqi mengangguk tanda setuju. Ibunya menghampirinya sambil menyuapi Sidqi. Dan ternyata Sidqi pun membuka mulutnya. "Nah begini, dari tadi mulutnya ditutup terus" kata ibunya. Pak guru hanya tersenyum melihat tingkah laku Sidqi. Setelah makannya selesai, Pak Toha kemudian mengajak Sidqi untuk memulai kelas tambahannya.