Wednesday, April 22, 2020

Kebaikan Sepanjang Waktu

Pada zaman dahulu, ada seorang bernama Ma'ruf Kerhi. Lelaki itu memiliki ratusan santri dan beliau sangat menyayangi mereka. Begitupula sebaliknya para santri juga sangat menyukai gurunya. 



Suatu hari, beliau membawa santrinya ke tebing sungai Tigris. Terdapat pohon kurma di sepanjang sungai itu. Ma'ruf ingin mengajar santrinya di tempat tersebut. Mereka duduk melingkar. Ma'ruf segera memulai pelajarannya dan para santri pun memperhatikan beliau. 

Ma'ruf bercerita tentang keindahan alam semesta. Beliau menunjukkan sungai yang mengalir, awan yang lembut, serta buah-buah kurma yang melimpah. Kita seharusnya bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat dan karuniaNya yang tidak terhingga. Santrinya yang duduk disitu merasa tertarik dengan topik pembicaraan tersebut. 

Seketika itu terlihat ada dua orang pemuda di sebuah kapal kecil. Mereka bernyanyi dan bercanda, sambil mabuk-mabukan. Para santri akibatnya tidak dapat mendengar pelajaran itu karena suara berisik dari dua pemuda itu. Santri marah terhadap kelakuan mereka. "Tidak hormat terhadap orang lain!", kata mereka. "Lihatlah kelakuan mereka, mereka merugikan kita sehingga tidak bisa mendengarkan pelajaran". Segelintir santri kemudian bermuka masam sambil berkata: "Mudah-mudahan kapal mereka segera tenggelam". 


Ma'ruf hanya melihat santrinya sehingga santri itu berhenti berbicara. Kemudian beliau berdoa kepada Allah: "Wahai Tuhanku, bahagiakanlah mereka di akhirat kelak sebagaimana mereka bahagia di bumi, tunjukkanlah mereka kebenaran dan jalan kebaikan. Mereka masih muda, janganlah Engkau hukum mereka". Para santri terkejut mendengar doa guru mereka. Salah seorang pemuda di kapal itu mendengar doa guru Ma'ruf, sehingga ia sadar dan segera menegur temannya. Mereka tahu bahwa di dekat itu sedang diadakan pelajaran dan sadar bahwa kehadiran mereka mengganggu. Kemudian mereka membuang botol minuman keras ke sungai dan berhenti menyanyi. Mereka segera mendayung dan menepikan kapalnya. Sebagian santri berkata: "apa yang mau mereka lakukan?". Dua pemuda itu pun mendekati guru Ma'ruf dan memohon maaf karena sudah mengganggu pelajaran. 

Ma'ruf memandang mereka, sambil berkata: "Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, yang terpenting adalah orang tersebut menyadari kesalahannya dan meminta maaf. Allah SWT memafkan hamba yang mengakui kesalahannya". Pemuda itu berkata: "Bolehkah kami ikut pelajaran Tuan?". Ma'ruf menjawab: "Marilah anak muda, kami sangat menantikan kehadiran kalian". Santri yang lain kemudian memberi ruang untuk mereka. Dan dua pemuda itu pun berbaur dengan santri lain dan mendengarkan dengan seksama pelajaran yang disampaikan guru Ma'ruf.

Para santri kini memahami bahwa mereka seharusnya perduli kepada orang lain. Sejak itu mereka selalu berdoa untuk kebaikan orang lain. Dua pemuda itupun akhirnya meninggalkan kemaksiatan setelah mendengarkan pelajaran tersebut. Kini mereka malah mengajak kawan-kawan nya untuk sama-sama berhijrah melakukan kebaikan.

Pesan Moral: Tidak boleh mendoakan yang jelek, namun seharusnya kita selalu berdoa untuk kebaikan orang lain.     

Monday, April 20, 2020

Kisah Nelayan dan Ikan Besar

Dikisahkan ada seorang nelayan yang hidupnya bergantung kepada hasil tangkapan ikan. Seperti biasa, suatu hari dia pergi ke sungai dengan membawa jaring besar. Begitu sampai di sungai, dia berjalan melewati jembatan dan tiba-tiba melihat ikan besar.

Dia berkata kepada dirinya sendiri: "Saya tidak boleh berdiam diri disini dan tidak melakukan apapun. Saya harus berusaha menangkap ikan tersebut sampai dapat. Jika saya bisa menangkap ikan itu maka saya bisa beristirahat di rumah atau tidak bekerja untuk beberapa hari".  


Tidak lama kemudian, nelayan itu membuka bajunya dan melompat ke sungai. Dia berusaha berenang menuju ke arah ikan besar. Setelah beberapa saat, dia berhasil menangkap ikan itu. Kemudian secara perlahan dia berenang sambil memegang ikan itu menuju ke tepi sungai. Tetapi tiba-tiba ada arus yang kencang, sehingga membuat nelayan itu terombang-ambing. Di tengah kepanikannya, dia berteriak tolong! tolong! tolong! selamatkan saya!

Tidak jauh dari sungai itu ada seorang petugas irigasi yang mendengar teriakan dari nelayan. Tetapi setelah melihat arus yang sedemikian kencang, petugas itu tidak berani menolongnya. Dia hanya berteriak dari jauh: "Maakan saya tidak bisa menolongmu, arusnya sangat kencang terlalu berbahaya. Apa yang membuatmu nekat masuk ke sungai yang dalam dan penuh resiko ini?". Kemudian nelayan menjawab: "Saya hanya menginginkan ikan besar ini untuk dibawa pulang ke rumah dan tidak menyangka bahwa arus sungai ini sangat kencang."   

Pesan Moral: Jika engkau memiliki keinginan yang sekiranya itu membahayakan jiwa, maka sebaiknya urungkanlah keinginanmu untuk mendapatkannya.

Sunday, April 19, 2020

Kucing dan Dua Burung Pipit



Dikisahkan bahwa ada seekor kucing dan seekor burung pipit yang lahir dan tinggal di rumah yang sama. Seiring waktu, mereka berdua bertambah besar dan menjadi teman yang baik. Burung pipit senang bercanda dengan cara mematuk-matuk kucing. Terkadang patukan pipit cukup keras namun si kucing tidak mau mempermasalahkannya. Di lain pihak, kucing juga senang bercanda mendorong atau mencakar pipit tapi tidak sampai melukainya.

Pada suatu hari, ada seekor burung pipit lainnya yang merupakan tetangga mereka dan sering mengunjungi rumah mereka. Ternyata persahabatan dua ekor pipit ini tidak berlangsung lama karena mereka bertengkar satu sama lain. Kejadian ini diperhatikan oleh kucing dan membuatnya marah kepada pipit tetangga yang sudah menyakiti temannya, sehingga kucing nekat untuk mencakar dan memakannya.



"Yummyy, ternyata pipit tetangga rasanya enak, dagingnya empuk dan tulangnya lunak, bahkan lebih enak daripada ikan kesukaanku", kata kucing itu. Hari demi hari berlalu, di benak kucing yang terbayang hanyalah enaknya daging pipit. Setiap kali kucing bermain dengan temannya, dia menjadi teringat pipit tetangga yang enak karena sudah dimakannya. Tapi kucing kemudian tersadar sambil berkata tidak, tidak, tidak. "Tidak mungkin aku memakan temanku sendiri", kata kucing.

Tetapi dorongan keinginan itu terus membayangi pikiran kucing, sampai pada saatnya dia tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Di saat temannya itu lengah, tiba-tiba kucing memakannya dan mengunyahnya dengan cepat.

Pesan Moral: Pentingnya menjaga pertemanan agar tidak saling menyakiti. 

   

Renungan Asmaul Husna: Ar-Razaq

Ar-Razaq artinya Maha Memberi Rezeki. Allah telah menciptakan kehidupan bagi setiap makhluk hidup seperti ikan, badak, tumbuhan, dan mikroorganisme yang hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop. Sebatang pohon tidak berpindah tempat dan srigala juga mencari makanan, kedua-duanya mendapatkan apa yang menjadi keperluannya. Mereka mendapat keperluan seperti sinar matahari, air dari hujan, dan udara segar.



Supermarket dan toko menjual berbagai jenis barang yang dijual untuk memperoleh uang sebagai rizqi bagi manusia. Allah SWT yang telah menciptakan segalanya. Dia ingin kita sebagai hambanya bersyukur dengan setiap pemberianNya. Allah SWT mengaruniakan rahmat yang luas kepada hambaNya. Walau sebanyak apapun kita berterima kasih tentu masih tidak sebanding dengan apa yang Allah berikan untuk kita. Singkat kata, yakinlah bahwa Allah SWT menjamin rizqi semua makhluq hidup di dunia.